Saturday, September 29, 2012

what matter most

it's been  more than a month
i live in a new surrounding (again)

hidup tidaklah mudah. tidak percaya? pergilah jauh dari keluarga dan teman, lalu rasakan bagaimana berkeliaran di lingkungan baru
hidup susah bukan berarti tidak ada kemudahannya. susah diawal, memang iya, saya mengamini hal itu. bagaimana anda melihat pola pada lingkungan, memutuskan bagaimana untuk bersikap dan berpihak.

pertama kali saya merantau, satu. sangat sedih. kehilangan momen yang lazimnya terjadi, kehilangan kenyamanan, kehilangan orang-orang yang setiap hari bertemu, kehilangan rutinitas, kehilangan suasana, kehilangan semangat, kehilangan terlalu banyak hal diluar materi. sedihnya teramat sangat, apalagi buat saya yang notabene anak rumahan, tidak pernah pergi jauh sendiri, tiba-tiba harus pergi ke tempat yang 14jam jarak tempuhnya dengan kereta dari rumah dan sendiri.
setelah satu tahun, merantau sudah tidak sesakit itu. sudah bisa lebih bijak, sudah terbiasa dengan rutinitas baru. merasa nyaman.

but it is life, it's not that easy.

tantangan baru datang. tempat kuliah saya pindah, dan saya harus meninggalkan segala kenyamanan yang susah payah didapat dan dibangun. harus mengulang mencari kenyamanan lagi dari awal. dari nol. tinggal di asrama dengan minimnya privasi, berbagi ruang yang paling pribadi --kamar-- dengan orang lain. ini yang menyiksa saya, sekali lagi saya merasakan bagaimana beratnya beradaptasi. sesuatu yang paling mendasar, privasi, bahkan terenggut. kapan saya punya 'me time' untuk menata diri dan beradaptasi? kapan dan dimana saya bisa menangis sepuasnya, tertawa sepuasnya, belajar sepuasnya, melakukan apapun semua saya sepuasnya jika kamar saja saya harus berbagi?
saya tidak menyalahkan roommate saya, saya bertaruh dia juga pasti ingin sendiri, tapi inilah jalan baru yang harus dijalani, harus dikalahkan rasa sakitnya dan akhirnya menginjak rasa sakit itu sebagai pijakan ke stage yang tidak sakit lagi.

memutar otak, saya juga bertanya kepada teman seperjuangan saya yang sudah merasakan tinggal di dorm. dia bilang, memang tidak nyaman, tapi berusahalah untuk mencari tempat atau waktu kosong sendiri karena 'me time' memang penting.
sudah dua minggu saya menemukan pattern yang lumayan membantu meningkatkan kenyamanan, dan semoga kedepannya pattern ini bisa terimprove dengan baik dan meningkatkan kadar kenyamanan saya disini. tekanan akademik tak lupa mengiringi stage adaptasi saya sekarang. akademik, jangan ditanya karena itulah yang membawa saya kesini, jelas dia adalah penyumbang kegalauan terbesar :))

seiring dengan kesulitan, ada kemudahan.
itulah janji Allah. Allah tidak mengingkari janji, Allah mendengar doa kita

apa yang membuat saya bertahan adalah saya percaya kepada Allah. saya menaruh semua harapan, semua kesedihan, semua doa, semua rasa syukur, semua tangisan padaNya. siapa lagi yang bisa menolong kita selain Allah?

cobaan selalu datang, tapi itulah bukti Maha Penyayang-nya Allah. jika kita dibiarkan tanpa cobaan, masihkah kita mengingatNya?
susahnya hidup jangan membuat kita lupa bahwa kita punya Tuhan. serahnkan semua pada Allah, berdoalah, Allah Maha Mendengar doa hambaNya.

berdoalah dan lakukan yang terbaik :)